Monday, April 25, 2011

Arti Warna Lingkaran Pada Kemasan Obat

Sebagai pengetahuan dasar bagi kita yang seringkali memakan obat namun tidak mengerti arti tanda dalam kemasan, termasuk kandungan yang ada didalamnya. artikel ini menjelaskan secara ringkas sekelumit tentang obat dan kemasannya.


Obat-obat yang dijual di pasaran dilengkapi dengan kode berupa lingkaran berwarna pada kemasannya. Masing-masing warna mengindikasikan ketentuan yang berbeda.




Lingkaran Berwarna




1. Warna hijau




Obat-obatan dengan tanda lingkaran hijau mengindikasikan bahwa obat ini dapat dibeli bebas di pasaran. Yang termasuk dalam golongan ini antara lain, vitamin, oralit, pedialit dan sebagainya.






2. Warna Biru


Lingkaran biru yang terdapat dalam kemasan obat mengindikasikan bahwa obat ini dijual bebas terbatas. Maksudnya, meski bisa dibeli tanpa resep dokter, tapi aturan pakai dan efek sampingnya harus menjadi perhatian. Penggunaannya pun harus sesuai dengan indikasi yang tertulis pada kemasannya. Yang termasuk dalam golongan lingkaran biru antara lain obat batuk dan obat demam.






3. Warna Merah


Lingkaran merah menunjukkan bahwa obat tersebut termasuk golongan obat keras yang harus diresepkan dokter. Yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik, obat-obat hormonal dan sebagainya.






Kandungan Obat


1. Batuk

Obat batuk yang dijual di pasaran umumnya termasuk golongan lingkaran biru atau dijual bebas terbatas. Biasanya obat batuk dikombinasikan dengan obat pilek, meski ada juga yang dijual khusus untuk mengatasi batuk saja. Kandungan yang terdapat di dalamnya, antara lain:

- Bromhexsin : Berfungsi sebagai pengencer dahak.

- Dextrometrofan : Berfungsi sebagai antibatuk.

- Ambroxsol : Berfungsi sebagai mukolitik dan sekretolitik atau pengencer dahak. Bila dahak bisa dikeluarkan dari saluran pernapasan, anak akan merasa lega karena napasnya tidak terhambat lagi.



Meski obat batuk ini dengan mudah dibeli di pasaran, tapi mengingat obat ini digolongkan dalam lingkaran biru, sebaiknya orang tua tidak gegabah memberikannya. Saat anak batuk, sebagai langkah pertama sebaiknya mintalah ia untuk minum air hangat banyak-banyak.


2. Pilek
Sama halnya dengan batuk, obat-obatan untuk mengatasi pilek biasanya termasuk golongan lingkaran biru atau dijual bebas terbatas. Sebagai wujud kehati-hatian, sebaiknya orang tua memahami zat apa saja yang terkandung dalam obat pilek, yaitu:

- Decongestan : Fungsinya mengatasi hidung tersumbat. Umumnya untuk obat pilek anak, decongestan yang dicampurkan adalah jenis pseudoefedrin.
- Antihistamin : Fungsinya untuk mengatasi alergi termasuk bersin-bersin. Antihistamin yang biasa digunakan adalah CTM, defenhidramin, loratadin, citirizin.


3. Demam
Demam atau naiknya suhu tubuh anak harus diwaspadai. Apalagi kalau ada riwayat panas demam diikuti kejang. Lantaran itu banyak dokter yang menyarankan orang tua untuk menyediakan obat penurun panas di rumah. Kandungan obat penurun panas adalah:

- Analgetik : Fungsinya untuk menghilangkan rasa sakit pada sendi dan nyeri. Yang termasuk dalam golongan analgetik adalah aspirin, ibuprofen.

- Antipiretik : Fungsinya untuk menurunkan panas. Umumnya zat yang digunakan adalah paracetamol.

Khusus bagi anak yang mempunyai riwayat kejang, biasanya dokter menyarankan untuk menyediakan stesolit yang di dalamnya terkandung diasepam sebagai zat antikejang. Obat ini harus dibeli dengan resep dokter karena dosisnya disesuaikan kondisi masing-masing anak.

4. Diare
- Becarbon : Fungsinya menyerap dan mengeluarkan kembali.

- Coulin dan Pektin : Fungsinya menyerap.

- Aktifited Aktapolid : Untuk pengobatan simtomatik, seperti rasa mulas, perih, kembung.

5. Zat-zat tambahan lainnya
-Pewarna : Biasanya digunakan carmin atau indigo.
-Perasa : Ekstrak rasa buah, seperti stroberi, jeruk, vanila dan sebagainya.
-Pemanis : Sakarin, equal, atau gula pasir biasa.
-Aroma : Menthol, mint, aroma buah dan sebagainya.

Zat-zat tambahan tersebut aman dikonsumsi, sebab dalam proses perizinannya, lembaga-lembaga yang berwenang akan mengawasinya dengan ketat sebelum meloloskannya. Apalagi zat-zat tersebut jumlahnya sangat sedikit alias tidak signifikan. Pasalnya, zat tambahan tersebut tidak boleh mengurangi “keampuhan” dan fungsi utama obat tersebut.

No comments:

Share this